Kamis, 04 Desember 2008

Industrial PhD atau Conventional PhD ?

Banyak pertanyaan sebagai berikut, lulusan PhD bisa nggak sih berkarir di dunia profesional dan bukannya akademia?

Jawabannya BISA. Tapi sebaiknya anda mengikuti industrial PhD dan bukannya conventional PhD.

Pada conventional PhD, anda akan menghabiskan waktu 3-5 tahun melakukan riset di lab universitas dan memang dipersiapkan untuk menjadi seorang akademisi yang handal dan diharapkan dapat mempublikasikan beberapa paper ilmiah internasional.

Pada industrial PhD, anda melakukan riset di industri berdasar project-project komersial yang sedang dikerjakan disana dibawah bimbingan engineer senior di industri dan professor di universitas, anda diharapkan menjadi seorang engineer yang mengetahui metodologi riset dan pengembangan produk secara mendalam.

Saya saat ini mengambil PhD di Perancis sambil bekerja sebagai R&D engineer di industri. Luluspun nanti saya berminat untuk tetap meneruskan karir di industri dan bukan di akademia.

Tidak enaknya industrial PhD adalah semua riset dan pekerjaan anda, termasuk paten adalah milik perusahaan dan tidak boleh dipublikasikan sampai batas waktu tertentu. Jadi anda benar-benar miskin publikasi. Kemudian karena terlalu sibuknya anda di industri, sering kali harus menyediakan waktu khusus untuk memikirkan riset dan menulis thesis. Juga karena benar-benar harus applicable di industri dengan berbagai deadline proyek yang mepet, biasanya anda harus mengorbankan kualitas thesis doktoral anda. Kualitas thesis doktoral konvensional di Universitas jelas lebih baik karena mereka sehari-hari nongkrong di lab riset dan membaca jurnal ilmiah, sementara industrial PhD student sehari-hari nongkrong di pabrik. Membaca jurnal ilmiah hanya di WC saja pada malam hari kalau sempat. Perusahaan hanya memperbolehkan industrial PhD student untuk konsultasi dan riset ke Universitas 3-4 hari perbulan (walaupun biasanya kami, eh saya menggunakan waktu ini untuk bermalas-malasan).

Enaknya adalah sebagai engineer yang mengerjakan riset, anda memiliki pengalaman kerja di industri sekaligus pengalaman riset di Universitas. Gajinya juga sama dengan engineer biasa, jadi jauh diatas rate PhD student di Universitas, sehabis lulus PhD, posisi anda juga akan diatas engineer-engineer lain, misal menjadi project manager.

Kesibukan anda sangat banyak mulai dari ketemu dan meyakinkan klien, meeting, presentasi, mengatur budget, mengatur engineer junior, project management, programming, instalasi alat DITAMBAH riset dan menulis thesis.
Di Eropa, terutama di Perancis, Denmark dan Jerman, ada skema khusus yang dinamakan Industrial PhD, yaitu mengerjakan topik PhD yang diaplikasikan di industri.

Di Perancis namanya Cifre (Les Conventions Industrielles de Formation par la REcherche) yaitu skema yang memungkinkan engineer melakukan riset doktoral di
Universitas sambil menerapkannya di industry dan mendapatkan gelar PhD.

Saya bukan satu-satunya engineer yang mengambil PhD di perusahaan saya, ada beberapa orang. Di divisi saya saja, pemegang gelar PhD ada sekitar 50%, di divisi lain juga ada.

Di Jerman dan Perancis banyak sekali pemegang gelar PhD yang memegang posisi di managerial ataupun engineering so tidak ada masalah PhD overqualified di Eropa. Namun biasanya memang riset PhD mereka menunjang pekerjaan dan karir mereka.

Untuk bidang bisnis, anda bisa mengambil Doctor of Business Administration.

View Adhiguna Mahendra,Ph.D's profile on LinkedIn

11 komentar:

Anonim mengatakan...

Good review of the two PhD choices... I guess it depends mau work dimana at the end of the day: industry, or academia. Good luck with your PhD!


asti

Anonim mengatakan...

Ini yang perlu ditiru di Indonesia, karena orang Indonesia (apalagi musim pemilu sekarang), senang sekali menjejer gelar.

Jadi, tetap harus dipisahkan antara DBA dan PhD.....
Thanks infonya...

adhiguna.mahendra@ieee.org mengatakan...

Iya bu Edradna, di Indonesia orang senang sekali memajang gelar, bahkan gelar S1-pun masih dipajang padahal semua orang sudah punya. Di Perancis rata-rata bergelar master tapi tidak pernah sekalipun dipamerkan gelarnya,hanya PhD yang masih dipajang dalam beberapa kesempatan tertentu.

Anonim mengatakan...

asik juga reviewnya mas.. saya lagi ambil master di amsterdam.. pengen juga nerusin PhD.. secara saya pns bukan dosen.. mending pilih mana? indusrial pa convetional PhD.. kayaknya di univ saya ga ada gitu de.. semuanya conventional..

albertrizadi mengatakan...

mas.. mohon nanya,, saya pengen ngambil master juga di prancis.. hmm.. tapi bagusan mana antara grand ecole sama paris 6. Saya sih pengen ngambil yang berhubungan sama electrical engineering.. for instance robotics embedded system, image and signal processing..

im currently student of electrical engineering..i will be graduating at 2011.

thanks before

Adhiguna Mahendra,PhD mengatakan...

Albert, kalau kamu niatnya sehabis lulus bekerja di Perancis ambil Grand Ecole saja, kalau bisa yang ngetop2 seperti Polytechnique, Centrale Paris, Centrale Lille, Supelec, Mines Paris.

Kalau mau riset/PhD ambil Paris 6. Riset di Universitas lebih advanced dan fundamental daripada grande ecole. Walaupun tentu ada beberapa Grand ecole yang punya riset yang kuat.

albertrizaldi mengatakan...

tapi kalau mau specialise di microelectronique kira2 dimana bagusnya yah?

Anonim mengatakan...

sangat menarik, terima kasih

Sunu Wibirama mengatakan...

Mas Adhiguna...kalau di Indonesia kan rata-rata masih conventional PhD yaa (karena meniru Jepang, mungkin). Nah, kira2 nilai lebih yang bisa kita pelajari dari Industrial PhD ini dan bisa kita terapkan di Indonesia apa yaa? Kita tahu di Indonesia kerja sama penelitian antara universitas dan industri masih sangat berjarak. Bahkan industri di indonesia lebih suka "membeli alat" daripada "meneliti atau bikin alat". Mohon pencerahannya, mas...

Trims

Sunu

Adhiguna Mahendra,PhD mengatakan...

Hello mas Sunu,

kalau di Indonesia untuk industrial PhD mungkin kesulitan untuk mencari sponsor industri.

Selain itu birokrasi-nya juga agak sulit ya, untuk Kerja Praktek aja susah kok di Indonesia, apalagi industrial PhD.

Skema industrial PhD ini meskipun konsepnya bagus-menjembatani industri dan universitas- tapi bahkan di negara industri seperti Jerman dan Perancis saja pelaksanaannya masih banyak hambatan dan kesulitan.

Dunia riset dan industri memiliki pendekatan dan pola pikir yang berbeda. Industri menekankan hasil dan profit, riset menekankan inovasi dan originalitas.

Dalam banyak kasus, seorang doctorant ingenieur akhirnya membuat dua pekerjaan yang berbeda untuk memuaskan kedua belah pihak.

Saya kira kalau di negara industri saja skema ini belum established benar, apalagi di Indonesia.

Formed cru mengatakan...

Thanks for sharing this blog, this blog is very helpful information for every one.

machine vision inspeciton system manufacturers